dara

Rabu, 22 Oktober 2014

ES KRIM


Suatu hari, seorang anak kecil masuk ke sebuah restoran terkenal. Dengan langkah riang dan berlari-larikecil, ia duduk di salah satu bangku kosong.
     “ramai sekali,” gumamnya.
     Kemudian, si anak kecil itu mengangkat tangannya memanggil salah satu pelayan restoran. Seorang pelayan perempuan dating menghampirinya dengan membawa buku makanan.
     “mau pesan apa, Dik?” Tanya si pelayan.
     “berapa harga satu porsi es krimbertabur troberi dan cokelat itu?” anak tersebut balik bertanya sambil menunjuk salah satu gambar yang terpampang di tembok restoran.
     “dua dollar,” jawab si pelayan dengan ramah.
     Lalu, si anak kecil itu memasukkan tangannya ke dalam saku, mengeluarkan beberapa keeping uang receh, dan menghitungnya.
     “kalau es krim tanpa stroberi dan cokelat, berapa?” tanyanya lagi.
     “satu dollar,” jawab pelayan itu dengan sedikit merasa aneh.
Kemudian, anak itu memasukkan tangannya ke saku yang lain, ia mengeluarkan recehan lagi, dan menghitungnya.
     “kalau es krimnya tanpa stroberi dan cokelat, dan hanya separuh porsi saja, berapa?”
     “setengah dollar!” jawab pelayan itu agak ketus.
     “baik saya pesan itu saja,” kata si anak.
     Pelayan itu segera kembali ke dapur. Lalu, ia kembali ke meja sambil membawa pesanannya. Anak itu pun segera memakan es krim tersebut dengan lahap. Setelah es krim selesai dimakan, pelayan itu kembali menemui anak kecil tersebut sambil membawa nota pembayaran.
     “semua setengah dollar,” kata sang pelayan sambil menyodorkan nota kepada si anak.
Si anak lalu mengeluarkan semua uang receh miliknya dan memeberikannya kepada pelayan.
     “ini setengah dollar,” katanya.
Kemudian, tangan anak itu merogoh aku belakangnya dan mengeluarkan selembar uang 10 dollar.
     “dan ini tips untuk kamu,” katanya sambil menyerahkan 10 dollar itu kepada si pelayan.



NOTE :
Memang, manusia sering kali hanya melihat sesuatu dari sisi luarnya. Bahkan, bisa jadikita sendiri telah berulang kali mengalaminya. Kesibukan dan keruwetan kejadian sehari-hari bisa membuat seeorang lupa untuk melihat lebih dalam orang-orang yang ada di sekitarnya. Akibatnya, seseorang yang mengenakan jas tak jarang menganggap remeh orang-orang yang hanya menggunakan t-shirt. Cerita terebut mengingatkan kita bahwa seuatu yang berharga kadang muncul dari hal-hal yang biasa-biasa saja. Rezeki bisa dating dari arah yang tak terduga. Mata manusialah yang terkadang terlalu sempit untuk dapat melihat spectrum kepribadian seeorang. Maka jangan pernah menganggap remeh siapa pun yang ada di hadapan kita, karena boleh jadi Tuhan mengirimkan kebaikan-Nya melalui tangan orang-orang yang kita remehkan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar